
Elangnews.com, Jakarta – Direktur Eksekutif IndoBarometer M. Qodari tetap dengan keyakinannya untuk terus mengusung Jokowi-Prabowo Subianto untuk kepemimpinan Indonesia pada 2024. Kendati Qodari belum tahu apakah Prabowo mau dengan formulasi tersebut.
“Saya tidak tahu apakah Pak Prabowo mau dicalonkan. Tapi yang saya pikirkan adalah masyarakat. Saya tidak mau apa yang terjadi di Amerika Serikat terjadi di sini. Kalau Pak Prabowo mau alhamdulillah,” kata Qodari dalam sebuah perbincangan di televisi partikelir belum lama ini.
“Kalau tidak mau mari kita yakinkan agar Pak Prabowo mau. Saya dengan memakai kaos ini menjadikan orang bermimpi untuk 2024 pasangan Jokowi-Prabowo,” tambahnya dengan yakin.
Sedangkan pengamat Hukum Tata Negara Refly Harun justru saatnya 2024 yang menjadi presiden adalah Prabowo. “Justru kalau kalau saya jadi Prabowo ya saatnya untuk menjadi presiden yang paling kuat. Karena survei terakhir termasuk dari IndoBarometer itu masih mengatakan Prabowo nomor satu,” ujarnya.
“Kalau Jokowi tidak nyalon karena terhalang dengan maksimal dua periode tersebut maka Prabowo jadi nomor satu. Dan partai-partai lainnya juga bisa bermimpi untuk melawan siapapun yang barangkali tingkat popularitasnya biasa saja,” kata Refly.
Refly mencontohkan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto yang di dalam survei belum terdongkrak tapi sudah safari kemana-mana. Ada juga kasus Demokrat yang take over arahnya juga 2024. Kemudian Nasdem juga akan konvensi partai. “Di situ Anies Baswedan mulai dikilik-kilik,” ujarnya.
“Jadi menurut saya ini pemikiran (Qodari) meyakinkan dari sisi komunikasinya tetapi tidak realistis. Tidak realistis secara politik tidak realistis juga dari sisi pemikiran,” tegas Refly.
Ketika disinggung begitu, Qodari sejak dari awal diskusi selalu menunjukkan Whatsapp yang disebutnya sangat kuat dukungan dari publik. Termasuk yang mendukung pasangan Jokowi-Prabowo untuk 2024.
“Lihat tuh dukungan terus mengalir he HP saya dari berbagai daerah. Nomornya nggak ada di HP saya,” ujarnya bersemangat.
Namun ada yang nyeletuk entah itu suara siapa, “Robot itu robot.”
Namun Qodari tak hirau dengan celutukan tersebut. “Begitu dilontarkan wacana ini langsung membuka mata bangsa Indonesia. Dan ini baru satu jam. Belum kalau saya ini teruskan satu tahun ke depan. Saya yakin akan terjadi amendemen,” kata Qodari sambil mengepalkan tangannya. (Yat/Red)