
Elangnews.com, Jakarta – Aksi penembakan para peserta demonstrasi yang menolak kudeta Myanmar, oleh pihak militer dan kepolisian Myanmar masih terus berlangsung. Praktik kekerasan seperti pemukulan dan penyiksaan juga terus dilakukan.
Akibatnya jalan-jalan di Myanmar berceceran darah. Sebuah akun twitter, @ThetZawHtwe416, rutin mengunggah peristiwa-peristiwa kekerasan HAM dan pengerusakan rumah ibadah yang dilakukan kepolisian dan militer Myanmar.
Banyak video kejadian tersebut direkam secara eksklusif dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Lalu, diunggah oleh akun @ThetZawHtwe416 di Twitter.
Video penembakan dan penyerangan rumah ibadah misalnya, diunggah dengan menuliskan deskripsi, bahwa para kepolisian sedang menembaki salah satu mesjid di kota Mandalay, Myanmar. Dalam video berdurasi 2 menit 20 detik tersebut tampak, puluhan kepolisian mencoba menyisir mesjid dari peserta demonstrasi.
Video tersebut ternyata dikirim akun @ThetZawHtwe416 ke presiden Joko Widodo di twitter. Pesan tersebut sebagai balasan atas cuitan Jokowi. “Indonesia seharusnya tidak mendukung Junta militer Myanmar (Kelompok Teroris). Mereka menembak Biara, Masjid dan Gereja,” tulis akun @ThetZawHtwe416 dalam balasannya.

Adapun unggahan Jokowi yang dibalas akun @ThetZawHtwe416, yaitu mengenai kedatangan 10 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19, yang di-posting 2 Maret kemarin.
Jokowi tidak membalas pesan akun @ThetZawHtwe416. Berdasarkan identitas yang tertera di kolom profil, akun @ThetZawHtwe416 berasal dari Yangon, Myanmar.
Akun @ThetZawHtwe416 pertama kali mencuit di Twitter pada 3 Februari 2020. Semua unggahan akun ini merupakan gambar, video dan kalimat yang berkaitan dengan peristiwa penolakan kudeta militer Myanmar.
(tup/red)