
Elangnews.com, Naypyitaw – Pemerintah junta militer memutus akses internet masyarakat Myanmar. Kebijakan tersebut bertujuan untuk membatasi komunikasi dan koordinasi para pengunjuk rasa penentang kudeta militer.
Junta militer meminta semua operator di Myanmar agar menutup data seluler. “Dalam upaya untuk membungkam penentangan terhadap junta militer yang berkuasa, memerintahkan penyedia internet mulai Jumat untuk memutus broadband nirkabel, merampas sebagian besar akses pelanggan,” kata pihak junta militer seperti dikutip dari Reuters, (03/03).
Meski demikian kelompok pro-demokrasi masih bisa berkomunikasi dengan berbagi frekuensi radio, aplikasi offline yang bekerja tanpa koneksi data, dan menggunakan pesan SMS sebagai alternatif layanan data untuk berkomunikasi.
Salah satu koordinator aksi, Khin Sadar, mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan aksi protes kudeta yang dilakukan junta militer. “Mari kita dengarkan radio lagi. Ayo telepon satu sama lain juga, “kata Khin Sadar.
Selain itu, mereka juga menggunakan karangan bunga untuk menyampaikan aspirasi mereka. Di seluruh negeri, para demonstran meninggalkan karangan bunga, banyak dengan pesan pembangkangan, di tempat-tempat yang terkait dengan aktivis yang dibunuh oleh pasukan keamanan.
Aki demonstrasi di Myanmar terus terjadi sejak junta militer menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu. Ratusan warga sipil telah tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan yang telah menuai kecaman internasional.
(tup/red)